Rabu, 28 Mei 2008


Tindas Rakyat Lewat Iklan!
29Apr08
Eko Prasetyo

Dimuat dalam Resistinfo #15/2006


Hanya iklan yang mampu mempertahankan kekuasaan, bukan senapan!(Pepatah)


Saatnya kini untuk menyatakan, ber-iklan itu penting! Bukan agar jualan anda laku, tapi juga kebijakan publik yang ditetapkan itu bisa diterima. Masyarakat yang kritis bisa berubah jadi tolol kalau kalian membuat iklan yang simpatik dan jenaka. Simpatik membuat kebijakan sebuas apapun bisa diterima dengan sikap lapang. Ingatkah kalian dengan iklan kenaikan BBM yang dibuat saat itu: belasan orang yang terlanjur diberi titel intelektual dan budayawan bilang kalau kenaikan BBM itu sesuatu yang benar. Si intelektual akan menulis dan menyodorkan angka yang ringkasnya membuat siapapun orang akan membenarkan kenaikan ongkos itu; lalu sang budayawan membuat essai tentang BBM.

Uang bisa melakukan segalanya, termasuk akal kritis dan keberpihakan. Uang itu bisa menyulap merah jadi putih dan putih jadi hitam!Makanya jangan takut membuang uang untuk membuat iklan. Faedah iklan itu banyak, pertama-tama iklan dapat menciptakan keadaan baru yang tak pernah terpikirkan. Ingat kalian dengan iklan sutet yang ditulis oleh-lagi lagi-ilmuwan yang berkisah bahwa bertempat tinggal di bawah aliran Sutet itu tidak berbahaya. Sama dengan orang tinggal di lereng gunung atau di pinggir pantai. Iklan ini selain unik juga tak pernah terpikirkan: nyaman dan damainya tinggal di bawah tegangan tinggi listrik. PLN benar-benar lembaga yang menakjubkan, dapat menciptakan keyakinan baru yang tidak pernah terpikirkan. PLN menggugurkan protes warga yang dijahit mulutnya, karena dengan iklan itu, selain bisa meraih empati juga telah memukul habis para demonstran. Uang belanja iklan untuk menampilkan riset itu sama nilainya dengan tuntutan para demonstran: tapi memenuhi tuntutan berbeda dengan kegairahan kita dalam ber-iklan!


Di samping menampilkan kenyataan baru, iklan berfaedah untuk membimbing kesadaran naif publik. Bukankah iklan hemat listrik itu begitu memukau, sehingga publik tidak sadar kalau rumah yang diketuk itu sesungguhnya sama. Dengan bintang iklan yang rupawan, lalu dengan mengucap “ingat 17.00-22.00″ maka seketika publik percaya bahwa berhemat listrik adalah tugas semua orang, termasuk mereka yang sudah lama berhemat. Golongan ini adalah mereka yang menggunakan listrik hanya untuk setrika, belajar atau nonton TV. Tak mungkin iklan penghematan listrik itu mengambil objek sasaran lapangan bola yang disembur aliran listrik ribuan watt, atau pusat perbelanjaan yang menggunakan listrik lebih dari 24 jam. PLN lagi-lagi harus tahu bahwa mengajarkan ‘kontradiksi’ kelas itu bukan sesuatu yang bijak. Biarkan yang berstatus rakyat kecil merasa bersalah menggunakan listrik ketimbang meminta para pejabat atau pengusaha untuk berhemat. Uang saudara-saudara, mampu membuat semua informasi dari keliru menjadi benar dan dibenarkan.


Makanya jangan ragu-ragu untuk ber-iklan. Kalau perlu muka kalian dipoles, lalu dipotret dengan gaya yang hangat dan simpatik. Cobalah buka lembaran koran dalam iklan pemilihan langsung kepala daerah: akan terpampang disana, wajah-wajah penguasa yang tampak tulus dan bersahaja. Iklan membuat perkara yang samar menjadi terang; kemudian yang gelap jadi jelas. Berkat Aa Gym kita jadi tahu faedah sabar ketika harga bensin naik. Rohaniawan yang menjadi bintang iklan, perkataanya akan lebih punya daya ikat yang sempurna, karena ulama ini mengusung perintah Tuhan. Adalah iklan yang dapat mengubah fungsi ulama, dari pengajak kebajikan menjadi himbauan untuk menerima sebuah produk kebijakan. Itu fungsi iklan berikutnya yakni mampu untuk mengubah peran mereka yang ambil peranan. Iklan bisa membuat seorang ilmuwan yang cakap menjadi makhluk yang hanya mengiyakan saja perintah yang bayar. Sekali lagi para penguasa yang kini sedang bertahta, jangan kuatir, ragu dan cemas untuk sesegara mungkin meng-iklankan dirimu.


Tampilkan wajah kejammu dengan iklan yang memikat. Walau kamu menelurkan keputusan politik yang keji, tapi iklan bisa menyulapnya menjadi kebijakan yang benar dan tepat. Sewaktu kenaikan BBM diputuskan, semua orang kemudian turun melakukan protes: tapi itu tak terlalu lama. Massa yang membanjir itu seperti banjir yang sebentar akan surut. Gempur massa demonstran itu bukan dengan senapan tapi iklan yang diputar secara berulang-ulang. Dan terbukti bukan iklan membuat semua orang tiba-tiba merasa aksi protes maupun demonstrasi hanya berbuah keonaran. Ajarkan pada publik keyakinan kalau protes massa hanya akan mengail kerusuhan. Iklan bisa berbuat jauh lebih baik ketimbang sekumpulan serdadu yang memuntahkan peluru atau polisi yang memblokade demonstrasi. Iklan mampu untuk membuat seseorang, dari bersikap memaklumi berubah memusuhi demonstrasi.

Iklan dapat menenggelamkan radikalisme hingga pada titik kompromi. Karena itu sangat penting sekali untuk ber-iklan. Tujuanya selain mendapat dukungan juga iklan akan mampu menyuntikkan kepatuhan secara suka rela. Gramsci menyebut dengan hegemoni. Bukan melalui paksaan serdadu tapi bikin iklan sebaik-baiknya maka dukungan dengan mudah akan kamu dapatkan. Dukungan akan mengalir deras kalau kamu dapat menyusun iklan yang memikat, menarik dan dapat mempengaruhi orang. Ingatkah kamu bagaimana tayangan iklan bencana, tambah membawa keuntungan karena jumlah sumbangan yang berlipat-lipat kemudian datang. Bencana alam yang berisikan kesedihan bisa membawa dampak empati sekaligus keuntungan yang luar biasa. Melalui iklan, semua kisah sedih akan membawa keberuntungan. Dengan iklan, maka semua keputusan politik yang sesungguhnya membawa musibah; dapat berubah jadi nikmat dan keberuntungan. Rakyat bukan lagi sebagai pemegang kedaulatan, tapi kumpulan konsumen yang selera dan kepentinganya bisa diarahkan! Sekali lagi, pakailah iklan untuk mempertahankan kursi kekuasaanmu!


Iklan akhirnya memiliki fungsi menjaga kekuasaan. Dengan iklan maka kursi kekuasaan bisa dipertahankan dengan cara-cara yang lebih beradab. Pemerintahan yang keji bisa jadi tampak baik ketika iklan menayangkan wajah pemimpin yang berparas rupawan dengan postur tubuh yang atletis. Kekayaan yang menumpuk di tangan para pejabat, tidak akan tampak sebagai bentuk kerakusan kalau iklan menayangkan kegiatan saleh anda. Kini waktunya bagi anda untuk mengalokasikan budget khusus untuk iklan: karena suara rakyat bisa berubah menjadi suara konsumen. Sebagai suara konsumen maka semua kebijakan bisa anda perlakukan sebagai produk: yang penting bukan isi kebijakan tapi bagaimana membungkusnya! Yang paling perlu bukan bagaimana anda mampu untuk memasukkan kepentingan rakyat di dalamnya, melainkan cara dan taktik anda untuk ‘meyakinkan (baca=menipu)’ rakyat. Iklan yang mampu mengubah suara kedaulatan rakyat menjadi kepatuhan yang membabi buta.

Pesanku yang paling ujung: jangan takut untuk ber-iklan!

http://readresist.wordpress.com/

Tidak ada komentar: